MAKALAH
TAKSONOMI HEWAN VERTEBRATA
AGNATHA
Dosen
Pengampu :
Wachidatul
Linda Yuhanna, S.Pd.
Oleh :
Kelompok 4 / IIIC
Febria
Rosiana (11.431.077)
Risza
Risanty (11.431.078)
Agnes
Yulianti S (11.431.079)
Vironika
Ervina (11.431.082)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
IKIP PGRI MADIUN
2012
KATA PENGANTAR
Syukur
Alhamdulillah kami ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia,
taufik dan hidayah-Nya sehingga penulisan makalah tentang tentang taksonomi
hewan vertebrata yang berjudul “Agnatha” ini dapat diselesaikan sesuai dengan
tuntutan proses pembelajaran di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
IKIP PGRI Madiun. Makalah ini disusun sebagai tugas semester III oleh setiap
kelompok mahasiswa yang telah diberikan oleh dosen. Penulisan dan penyusunan
makalah ini merupakan serangkaian aktivitas terpadu dan komprehensif dalam
mencapai sasaran pembelajaran agar tercapai secara maksimal dan optimal.
Penulisan
makalah “Agnatha” ini tentu saja masih ditemukan beberapa kekurangan dan
kelemahan. Semoga bermanfaat dan saya ucapkan terimakasih.
Madiun, Oktober 2012
Penulis
DAFTAR
ISI
JUDUL------------------------------------------------------------------------ i
KATA PENGANTAR------------------------------------------------------- ii
DAFTAR ISI---------------------------------------------------------------- iii
BAB I PENDAHULUAN--------------------------------------------------- 1
A.
Latar
Belakang---------------------------------------------------- 1
B.
Rumusan
Masalah------------------------------------------------ 1
C.
Tujuan------------------------------------------------------------- 2
BAB II PEMBAHASAN---------------------------------------------------- 3
A.
Pengertian
Agnatha----------------------------------------------- 3
B.
Karakteristik
Agnatha-------------------------------------------- 3
C.
Struktur
Tubuh Agnatha------------------------------------------ 4
D. Beberapa
sistem pada Agnatha----------------------------------- 6
E.
Klasifikasi Agnatha----------------------------------------------- 7------
BAB III PENUTUP-------------------------------------------------------- 11
A.
Simpulan--------------------------------------------------------- 11
B.
Saran------------------------------------------------------------- 11
DAFTAR PUSTAKA------------------------------------------------------- iv
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Agnatha
berasal dari kata yunani, yang berati “tidak ada rahang” agnatha adalah bagian dari super kelas pisces sub filum
vertebrata. Fosil agnatha tertua muncul di Kambrium. Kambriun adalah periode
geologi yang dimulai sekitar akhir neo Proterozoikum dengan awal periode
Ordovisium dan dua kelompok yang masih bertahan saat ini adalah lamprey dan
hagfish, dengan sekitar 100 spesies secara total. Sedangkan, Menurut Kimball, (1983) agnatha merupakan salah satu vertebrata pertama
yang ditemukan dalam bentuk fosil. Agnatha merupakan binatang
vertebrata yang hidup di air dan bernapas dengan insang. Setiap insang yang
dimilikinya disesuaikan dengan kondisi ia berada. Habitatnya ada yang di air
tawar maupun air asin (laut). Hewan kuno ini termasuk monofiletik yang telah
diidentifikasi sebanyak 48.000 spesies.
Agnatha
memiliki lubang seluler dan termasuk endoskleton yang memiliki saraf spinal
serta organ perasa yang berkembang. Beberapa jenis agnatha memiliki gigi dan rahang yang sesuai dengan
makanannya (Hicman, et al, 2001). Berdasarkan hal tersebut lah spesies dalam
filum agnatha ini beraneka ragam sehingga perlu adanya pembelajaran secara
mendalam dalam bentuk seperti makalah ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah disampaikan, dapat dirumuskan masalah:
1.
Apakah pengertian dari agnatha?
2.
Apa saja karakteristik agnatha?
3.
Bagaimana stuktur tubuh agnatha?
4.
Bagaimana sistem-sistem pada agnatha?
5.
Apa saja klasifikasi agnatha?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat diambil tujuan
sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui pengertian dari
agnatha.
2.
Untuk mengetahui karakteristik agntha.
3.
Untuk mengetahui struktur tubuh agnatha.
4.
Untuk mengetahui sistem-sistem pada
agnatha.
5.
Untuk mengetahui klasifikasi dari
agnatha.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Agnatha
Agnatha
berasal dari kata a = tidak, gnatho = rahang. Sesuai
dengan namanya, agnatha tidak mempunyai rahang. Ikan-ikan anggota agnatha
memang tidak berahang dan tidak ada
pasangan sirip. Beberapa jenis mempunyai sirip ekor dan sirip punggung. Mulut
terletak di sebelah ujung. Agnatha memiliki tujuh atau lebih celah insang. Notokorda
tetap ada selama hidup, secara tidak sempurna dan diselubungi kartilago, otaknya sudah teratur terdiri atas bagian-bagian seperti pada vertebrata
tingkat tinggi. Agnatha berbentuk pipih dengan panjang 15-30 cm, cara memperoleh makanan, yaitu dengan mengisap cairan tubuh mangsa. Terlebih
dahulu mangsa dilubangi dengan mulutnya. Agnatha hidup di air tawar atau air
laut. Agnatha sudah memiliki alat indra berupa lubang hidung tunggal, dua mata,
telinga dalam dan organ
perasa. Pada tahap larva, agnatha
memiliki gonad hermafrodit. Ketika dewasa menjadi kelenjar kelamin betina atau
jantan dan menjadi
hewan berumah dua (diesius). Fertilisasi agnatha secara eksternal.
B. Karakteristik Agnatha
Agnatha
memiliki karakteristik yaitu sebagai berikut :
1.
Tidak memiliki
rahang.
2.
Mereka memiliki notokorda
dengan kerangka yang terdiri atas
tulang
rawan.
3.
Mereka
telah
memiliki celah insang.
4.
Mereka adalah
ikan yang
hidup paling
primitive.
5.
Memiliki sepasang mata, badannya memanjang berbentuk
silinder, ekornya pipih, kulitnya licin tanpa sisik dan diliengkapi kelenjar
lendir (Mucus).
6.
Sirip tengah dorsal disokong oleh tulang -tulang sirip
bertulang rawan.
7.
Mulutnya ventro anterior dan merupakan mulut pengisap
yang di pinggirnya terdapat tentakel.
8.
Kantong hidung terdapat disebelah tengah atas dan
jumlahnya hanya satu.
9.
Tengkorak kepala dan lengkung insang (Viceral) terdiri
dari tulang rawan dan notocord masih didapati /dilengkapi Archus neuralis yang
tidak sempurna.
10. Jantung
terdiri dari 2 ruang (Serambi & Bilik).
11. Memiliki
darah merah yang berbentuk bulat-bulat dan berinti serta memiliki butir-butir
darah putih.
12. Insang
terdiri dari 6-14 pasang terdapat di sisi Pharynx berbentuk kantong.
13. Ginjalnya
sepasang bermuara di Papilurogenitalis.
14. Suhu tubuh
tidak tetap (Poililoterm).
15. Pembuahan
terjadi di luar tubuh, telur yang sudah dibuahi menetas menjadi larva dan ada
yang langsung menjadi hewan (anak) dewasa.
16. Otaknya
berkembang baik, dengan 8 atau 10 pasang saraf Cranial, mempunyai alat
pendengaran dengan 1 atau 2 bentuk saluran setengah lingkaran.
17. Mempunyai
Indra pembau.
C.
Struktur Tubuh Agnatha
Sesuai dengan namanya, agnatha berarti tidak mempunyai rahang. Tubuh agnatha dapat dibedakan atas caput (kepala),
truncus (batang tubuh) dan cauda (ekor). Mulut
berbentuk lingkaran, gigi dari zat tanduk dan mempunyai lidah seperti parut. Kulit tidak bersisik (licin), rangka dari tulang
rawan dan jantung terdiri dari satu antrium dan satu ventrikel, memiliki ginjal yang berfungsi untuk ekskresi dan mempertahankan
keseimbangan ketika ia berada pada lingkungan yang hipotonik. Agnatha
hidup di laut dan air tawar. Struktur
rahang dari agnatha yaitu seperti gambar di bawah ini.
Struktur Rahang Agnatha.
Struktur
tubuh agnatha seperti gambar di bawah ini.
Struktur
tubuh Agnatha
Agnatha bernapas dengan insang. Pertukaran
gas pada Agnatha terjadi pada pasangan-pasangan ingsang interna, dengan tiap
ingsang ditunjang oleh satu lengkung tulang. Air masuk melalui mulut, melalui
insang dan keluar melalui serangkaian kantung insang yang bermuara dipermukaan. Pengklasifikasian
dari kelas Agnatha dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu Myxine (Hagfish) pemakan bangkai yang hidup dilaut, mulit memiliki
tentakel pendek dan Petromyzon (Lamprey), bersifat anadromus
(hidup dewasa di laut dan
berkembangbiak di air tawar),
bersifat parasit, hidup menempel dan menghisap darah inangnya.
D. Beberapa Sistem pada Agnatha
1.
Sistem Respirasi
Sistem respirasi
agnatha dicirikan dengan tujuh pasang kantong insang, berisi
lembaran-lembaran insang yang mengandung banyak kapiler-kapiler darah dan dibantu
dengan lengkung bronchi yang terletak dekat dengan permukaan tubuh.
2. Metabolisme
Agnatha termasuk hewan
hewan ektoterm, suhu tubuh mengikuti suhu lingkungan.
3. Sistem
Pencernaan
Saluran pencernaan makanan dimulai
dari mulutà pharynx
yang pendek à Oesophagusà intestinum
(tidak ada lambung) yang mempunyai klep disebelah anterior, di dalam intestinum
terdapat lekukan spiral (typhosole) = klep spiral anus.
4.
Sistem Peredaran Darah
Jantung terdiri dari 2 bagian yaitu
serambi dan bilik. Ventrikel memompakan darah ke arteri dan atrium menerima
darah dan pembuluh-pembuluh vena. Tidak mempunyai sistem porta nasalis.
5.
Sistem Ekskresi
Terdapat dua buah ginjal (tingkat mesonephros)
dilengkapi saluran sampai ke sinus urogenitalis selanjutnya ke papila
urogenitalis.
6. Permukaan
tubuh
Kebanyakan tubuh agnatha tidak bersisik (licin).
7. Anggota
tubuh
Tubuh agnatha tidak mempunyai sirip selain sirip
ekor.
8. Sistem
Rangka
Sistem
Rangka agnatha terdiri dari tulang rawan, berupa jaringan ikat yang rapat.
9.
Sistem syaraf
Agnatha hanya mempunyai
notochord, yang merupakan bentuk colomna vertebralis paling awal.
10. Sistem
reproduksi
Sistem reproduksi
agnatha dilakukan secara eksternal, ovary dan testes terdapat pada satu
individu pada Hagfish, di mana hanya gonad dari salah satu jenis kelamin yang
fungsional dan tanpa adanya tahapan larva. Pada Lamprey, telur yang dibuahi
berkembang menjadi larva ammocoete (pride) yang sangat berbeda dengan
dewasanya. Pada fase belum dewasa tidak dapat dibedakan jantan dan betina
(hermafrodit).
Hewan betina mempunyai ovariy menghasilkan beribu-ribu telor dan hewan jantan mempunyai testis menghasilkan sperma. Saluran kelamin tidak ada pada kedua jenis kelamin tersebut. Gamet tumpah ke dalam coelom melalui sepasang lubang (porus genitalis) kemudian masuk ke dalam sinus urogenitalis kemudian keluar (tumpah) ke dalam air dan di sana terjadi pembuahan.
Hewan betina mempunyai ovariy menghasilkan beribu-ribu telor dan hewan jantan mempunyai testis menghasilkan sperma. Saluran kelamin tidak ada pada kedua jenis kelamin tersebut. Gamet tumpah ke dalam coelom melalui sepasang lubang (porus genitalis) kemudian masuk ke dalam sinus urogenitalis kemudian keluar (tumpah) ke dalam air dan di sana terjadi pembuahan.
Gambar
Reproduksi Lamprey
E.
Klasifikasi Agnatha
Klasifikasi Agnatha dibagi
menjadi dua kelompok hidup yaitu Myxine (Hagfish) dan Petromyzone (Lamprey).
a. Hagfish
Hagfish ("hewan
bermulut lingkar") merupakan hewan berdarah dingin dengan mulut berbentuk
lingkaran, gigi dari zat tanduk, mempunyai lidah dan kulit tidak bersisik.
Pencernaan makanan berupa pipa lurus, mempunyai anus, tanpa kloaka.
Hagfish memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
1.
Sekitar 20
spesies yang dikenal.
2.
Ikan hagfish yang modern
semuanya hidup di laut, hidup di dasar perairan dan biasanya menggali lubang.
3.
Mirip belut atau cacing,
tidak mempunyai sirip yang berpasangan, hanya mempunyai semacam sirip ekor.
4.
Tidak punya sisik.
5.
Maksimum
panjangnya sekitar
2,6
ft.
6.
Mempunyai gigi tanduk di lidahnya yang
berguna untuk mencengkram mangsanya.
7.
Hagfish memakan
ikan
mati atau bangkai.
8.
Hagfish bisa
masuk ke
mangsanya
dan
makan
mangsanya
dari dalam.
9.
Kelenjar
pada
hagfish menghasilkan
banyak
lendir untuk memepertahankan diri dari
serangan musuh.
10. Terdapat
tentakel di sekeliling mulut.
Bentuk
fisik hagfish seperti gambar di bawah ini.
Gambar
Hagfish
Meskipun
biasanya diklasifikasikan dalam subfilum Vertebrata, hagfish secara teknis
tidak memiliki vertebrae, mereka kadang-kadang diklasifikasikan dalam kelompok
yang lebih inklusif yang disebut craniata sebagai gantinya. Reproduksi hagfish
masih sangat sedikit diketahui. Belum diketahui kapan terjadinya pembiakan. Betina
memroduksi 20-30 telur, memiliki yolk, memiliki kait sehingga bisa menempel
pada sesuatu di dasar laut atau melekat satu sama lain.
b. Lamprey
Lamprey adalah salah satu jenis ikan yang primitif, muncul pada zaman Devon
400 juta tahun yang lalu. Ikan ini tidak memiliki tulang rahang, memiliki tujuh
pasang lubang insang (gill-holes) dan mulut itu dilengkapi dengan suctorial.
Lamprey dapat menyerang ikan yang lebih besar, karena lamprey bersifat parasit
pada mangsanya dengan melekat dan memarut badan ikan tersebut, air ludahnya
mengandung bahan kimia zat anti-coagulant yang
membuat luka di tubuh inangnya tetap terbuka, sehingga mereka bisa terus
menghisap darah inangnya tersebut. Lemprey ditemukan dalam lingkungan laut dan air
tawar.
Lamprey memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.
Sekitar 30
spesies yang dikenal.
2.
Ditemukan pada lingkungan laut dan
perairan tawar.
3.
Lamprey hanya
memiliki dua
sirip punggung.
4.
Lamprey
berkembang biak di danau
dan sungai.
5.
Lamprey
memakan invertebrata
atau
menghisap darah
ikan
lainnya.
6.
Ludah lamprey’s
mengandung zat anti-coagulant yang membuat luka di tubuh inangnya tetap terbuka
sehingga mereka bisa terus menghisap darah inangnya tersebut.
Bentuk
fisik lamprey yaitu seperti gambar di bawah ini.
Gambar
Lamprey
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Agnatha
merupakan ikan yang tidak mempunyai rahang. Tubuh
agnatha dapat dibedakan atas caput (kepala), truncus (batang tubuh) dan cauda
(ekor). Ikan-ikan anggota Agnatha
memang tidak memiliki pasangan sirip. Cara memperoleh makanan, yaitu dengan mengisap cairan tubuh mangsa. Agnatha memiliki kelamin hermafrodit dengan fertilisasinya secara ekternal.
Karakteristik agnatha yaitu sebagai berikut : Agnatha
memiliki notokorda dengan kerangka yang terdiri atas tulang rawan,
memiliki
sepasang mata, badannya memanjang berbentuk silinder, ekornya pipih, kulitnya
licin tanpa sisik dan diliengkapi kelenjar lendir (mucus), jantung terdiri dari
2 ruang (serambi dan bilik), insang terdiri dari 6-14 pasang terdapat di sisi
pharynx berbentuk kantong, suhu tubuh tidak tetap, pembuahan terjadi di luar
tubuh, telur yang sudah dibuahi menetas menjadi larva dan ada yang langsung
menjadi hewan (anak) dewasa.
Klasifikasi Agnatha dibagi
menjadi dua kelompok hidup yaitu Myxine (Hagfish) dan Petromyzone (Lamprey).
DAFTAR PUSTAKA
Fried George
H, George J Hademenos. 2006. Biologi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.
Jajat
Zakaria. 2009. Jenis dan Siklus
hidupAgnatha. (Online). http://www.scribd.com/doc/49339120/agnatha. Diakses tanggal
1Oktober 2012.
Kimball,
W.J. 1983. Biologi jilid 3 Edisi kelima Penerjemah H.siti
soetarmi T dan Nawangsari S . Bogor : Erlangga.
Maskoeri
Jasin. 1989. Biologi Umum. Surabaya : Bina Pustaka Tama.
Taksonomi Hewan. 2008. Kelas
Agnatha. (Online). http://hudsonsidabutar.blogspot.com/2008/08/kelas-aghnata.html. Diakses
tanggal 10 Oktober 2012.
Turhadi.
2012. Sistematika Agnatha. (Online) http://turhadij.blogspot.com/2012/04/sistematika-hewan-agnata.html. Diakses
tanggal 1 Oktober 2012.
Uly
Christina. 2011. Agnatha. (Online). http://ulysitompul.blogspot.com/2011/06/agnatha.html. Diakses
tanggal 7 Oktober 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar